SEJARAH SINGKAT EDITING FILM

D.W. Griffith

Sejarah awal editing itu muncul setelah adanya pemutaran film bisu milik Lumiere Frere alias Lumiere bersaudara, masing-masing bernama Louis Jean Lumiere dan Auguste Marie Louise Lumiere, lewat judul La Sortie Des Usines (1895). Film ini dibuat dengan shot dan posisi kamera yang statis. Beberapa sineas kemudian melakukan eksperimen dengan mencoba menyusun sejumlah shot sambil mempelajari sejauh mana gambar dapat disusun sedemikian rupa, sehingga memiliki kemampuan untuk merangsang emosi dan membentuk atau memutarbalikan persepsi.

mengingat tugas utama seorang editor adalah melibatkan dua unsur dalam diri manusia yakni unsur emosional (antara lain: membuat mereka tertawa, menangis/berteriak, menjerit ketakutan, dll) dan unsur mental (antara lain: membuat mereka berpikir, mengira, mengantispasi, dll). Dalam catatan sejarah ada 3 tokoh utama dalam editing dunia yakni:

1. David Llewlyn Work Griffith (D.W. Griffith), dengan teori Dramatic Emphasis. Lahir di LaGrange, Kentucky, 22 Januari 1875, meninggal di Holliwood, 23 juli 1948.
2. Vsevolod Illarionovich Pudovkin (Poedovkin), dengan teori Constructive Editing. Lahir di Penza, Russian Empire yang sekarang menjadi Russia 28 Februari 1893 meninggal di Riga, Latelevisian SSR, USSR yang sekarang menjadi Latelevisiia pada 30 Juni 1953.
3. Sergei Eisenstein, dengan teori Intellectual Montage. Lahir 23 Januari 1898 Riga, Kekaisaran Rusia meninggal 11 Februari 1948 di Moskwa, Uni Soviet.

Ketika masih dalam era film bisu teknik editing begit penting, karena sineas harus mampu bercerita dengan bahasa gambar.  Perkembangan teori maupun teknik editing diawali sinesa bernama S. Porter yang meletakan prinsip dasar editing, yaiutu menyusun sejumlah shot secara berkesinambungan. Dahulu kepentingan mengambil gambar bergerak atau film adalah hanya untuk mendokumentasikan sebuah kejadian, pengambilan gambar pun tak terfikirkan untuk diedit. Tak heran saat itu pengambilan gambar cenderung apa adanya tanpa rekayasa dan gambar dibiarkan utuh dari awal hingga akhir dengan teknik kamera statis.

Jika diera tahun 1900-an, Georges Melies sering menggunakan teknik dissolves untuk melakukan trik sulap dalam film-filmnya. Maka diera 1910-an, D.W Griffit di awali eksperimen Porter yang dilakukan ketika dia mencoba menggabungkan rekaman dkumentasi mengenai aksi petugas pemadam kebakaran di sebuah peristiwa kebakaran, dengan membuat rekaman baru berdasarkan imajinasinya tentang seorang ibu yang sedang panik karena anaknya tertinggal didalam sebuah gedung yang terbakar, yang kemudian ditolong petugas pemadam kebakaran. Di filmnya yang berjudul The Life of an American Fireman.

Kedua susunan adegan fakta dan fiksi ini digabung dalam susunan yang menarik dalam judul The Life of on American Fireman (1903). Porter berhasil membuat terobosan baru dalam teori editing, yaitu teknik paralel editing, yakni menggagungkan shot-shot dari dua kejadian yang berbeda lokasi, tetapi dalam waktu yang bersamaan. Metode porter ini kemudian dilanjutkan oleh D.W. Griffith yang mengembangkan metode paralel editing untuk menambah keteganagan adegan aksi dalam filmnya menjadi teori baru, yaitu penekanan dramatik (dramatic emphasis). Griffith mebuat variasi tipe shot, seperti long shot, medium shot, close-up, cutaway dan tracking shot sebagai materi untuk melakukan teknik editing paralel yang dianggap sebagai konstruksi daramatik (dramatic emphasis).

Bila Porter mengetengahkan adegan-adegan yang berlangsung dalam waktu bersamaan namun di lokasi yang berbeda, Griffith mengetengahkan adegan-adegan yang terjadi pada ruang dan waktu yang berbeda tetapi bertumpu atau mengacu pada makna dan tema yang sama. Griffith melakukannya dengan menciptakan teknik cross cutting, seperti yang diterapkan dalam dua filmnya: The Birth Of A Nation dan The Greaser's Gauntlet.

Di era 1920-an, teknik editing mencapai masa puncaknya melalui uji coba editing yang dilakukan para sineas Rusia salah satunya adalah Pudovkin dengan lebih menekankan pada kostruktif editing. Dia bahkan menganggap aspek editing adalah unsur dasar pembentuk sinema. Di awali oleh Dziga Vertor Dokumenaris (sebutan bagi pembuat dokumenter) berkebangsaan Rusia yang juga terpengaruh teori Griffith. Berangkat dari persepsi editing Porter dan Griffith sineas Rusia Vsevolod Poedovkin membangun teori yang dia sebut sebagai editing konstuktif (constructive editing), yang dibangun dari urutan sejumlah shot (juxtaposition). Eksperimen Poedovkin dapat dilihat dalam film Mother (1926). Dari metode ini didapat pemahaman bahwa editor dapat mengubah urutan shot sesuai keinginannya, dan hal ini berpengaruh pada makna pesan yang disampaikan.

Era berikutnya adalah sineas Rusia lainnya, yakni Sergei Eistein, yang juga sangat terpengaruh teori editing griffith dan teori dialektika filsuf Karl Marx. Dari gabungan dua ilmu ini Eistein membangun teori editing (montage), dengan membaginya kedalam lima komponen, yaitu: metric montage, rythmic montage. tonal montage, overtonal montage dan intellctual montage. Semua teorinya ini tertuang dalam karya-karyanya: Strike (1925), The Battleship Potemkin (1925) dan October (1928).

Tentu saja, selain Eistein ada sineas lain yang melakukan eksperimen penyuntingan dengan maksud untuk membangun teknik kreatif dalam editing, seperti Dziga Vertov dengan teori percobaan dari suatu kenyataan yang sesungguhnya (the experiment of realism), Alexander Dovzhenko dengan teori editing penggabungan visual (editing by visual association) serta Luis Butiuel dengan teori diskontinuitas visual (visual discontinuity). Seperti Eistein, Bunuel menggunakan dialetika editing untuk menggugah emosi penonton, seperti tampak pada film Un Chien Anadalou (1929). Di sini Bunuel memutarbalikan harapan dan persepsi penonton dalam mengikuti alur cerita yang disusunnya.